1. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) atau Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) adalah Perpustakaan Nasional yang berada di Jakarta. Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Perpustakaan Nasional RI kini menjadi perpustakaan berskala nasional dalam arti sesungguhnya, yaitu sebuah lembaga yang tidak hanya melayani anggota suatu perkumpulan ilmu pengetahuan tertentu, tapi juga melayani anggota masyarakat dari semua lapisan dan golongan. Walau terbuka untuk umum, koleksinya bersifat tertutup dan tidak dipinjamkan untuk dibawa pulang. Layanan itu tidak terbatas hanya pada layanan untuk upaya pengembangan ilmu pengetahuan, tapi juga dalam memenuhi kebutuhan bahan pustaka, khususnya bidang ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan, guna mencerdaskan kehidupan bangsa. Mantep nggak, tuh?
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia kini ada di dua tempat:
Jln. Salemba Raya No. 28A, Jakarta Pusat. Telp.: (021) 392 2669, 392 2855, 392 3116 (operator). Faks: (021) 310 3554.
Jln. Merdeka Selatan No. 11, Jakarta Pusat.
2. Perpustakaan Mahasiswa Nyi Ageng Serang
Nggak cuma buku yang terdapat di perpustakaan ini. Di dekat pintu masuk kamu akan menemukan beberapa komputer. Dengan komputer tersebut kamu boleh menggunakan internet gratis maksimal 30 menit, dengan catatan harus jadi anggota perpustakaan terlebih dahulu. Nah, kalo mau jadi anggota, gratis, kok. Syaratnya hanya menyerahkan foto copy KTP dan 3 lembar pas photo ukuran 2 x 3. Suasana di perpustakaan ini cukup tenang sehingga membuat pengunjung betah berlma-lama di sini. Memang koleksi buku di perpustakaan ini nggak se-update buku di toko-toko buku. Tapi, koleksi buku di sini lumayan banyak. Terbukti, perpustakaan ini terisi sampai dua lantai. Untuk buku-buku terbaru, pihak perpustakaan meletakkan di lantai 8.
Perpustakaan ini berlokasi di belakang Plaza Festival Kuningan, di Gedung Nyi Ageng Serang.
3. Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin
Berbagai media massa memberitakan bahwa pusat dokumentasi sastra yang menyimpan, antara lain 16.816 judul buku fiksi, 11.990 judul buku nonfiksi, 457 judul buku referensi, dan 772 judul buku dan naskah drama itu terancam tutup. Kabarnya, dana subsidi dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selalu berkurang setiap tahunnya. Dulu, suasana di perpustakaan ini emang kaku dan gersang.Tapi, sejak 2004, suasana itu udah berubah. Melalui Yayasan Lontar, pelukis Srihadhi membantu menata ruang. Kursi-kursi kayu diganti dengan kursi besi ringan berpelisir abu-abu, sumbangan pribadi Srihadhi.
Meja-meja kayu berpelitur dirancang ulang oleh Srihadhi Soedarsono Adhikoesoemo, MA., dengan dilapisi mika dan rak-rak buku dicat ulang. Nah, sejak perubahan ini, banyak seniman yang mengadakan kegiatan di pusat dokumentasi sastra yang berlokasi di lantai dua Galeri Cipta, Taman Ismail Marzuki (TIM), itu.
4. Perpustakaan UI, Crystal of Knowledge
Perpustakaan ini disebut-sebut sebagai perpustakaan terbesar se-Asia
Tenggara. Nggak heran, emang gedungnya megah dan fasilitasnya pun wah.
Salah satu fasilitasnya adalah OPAC, yaitu sarana untuk mencari
informasi mengenai koleksi yang ada di perpustakaan dengan menggunakan
terminal komputer. Komputer OPAC tersedia di lantai 2, 3, dan 4.
Mengenai akses Internet, di sini tersedia 190 iMac di ruang internet
yang dapat digunakan untuk mengakses internet, serta Hotspot di semua
area Perpustakaan UI. Matep nggak, tuh? Ruang baca, ruang diskusi ada di
lantai 2, 3, dan 4. Ruang diskusi dilengkapi meja, kursi, dan
whiteboard plus akses ke internet. Kalo soal fasilitas dan kenyamanan
nggak perlu diragukan lagi. Emang bikin betah. Kamu tau nggak, di sini
juga ada gym, studio musik, TV Room, lab komputer, dan mini theatre.
Kalo laper tinggal melipir ke restoran Korea atau kedai-kedai makanan di
bagian luar gedung. Ada Starbucks juga, lho, dengan view danau UI.
Beuuhh, siapa coba yang nggak betah lama-lama di perpustakaan kalo
perpustakaannya macam begini?
sumber: www.nyunyu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar